Ratu Cahaya Cinta

Kau telah menyatu dalam jiwaku... ❤️

Kau telah menjadi satu raga denganku.

Kau telah menjadi ratu di bawah mahkotaku. πŸ‘‘

Indahmu menjadi mutiara sukmaku. ✨

Duhai, tambatan hati nan sejukkan jiwa! πŸ₯°

Duhai, pelipur lara nan hangatkan sukma! πŸ”₯

Hadirmu buka lembaran baru bagiku. πŸ“–

Suaramu menenangkan kalbu. πŸ•Š️

Sayangmu membuatku terbang tinggi setinggi gugusan bintang di balik sinar surya! 🌠

Kaulah cahaya cinta yang menghapus derita. πŸ’– 

Kala Senja Sirna, Fajar Menyapa

Senja kelabu sudah sirna;

Mentari pagi bersinar dengan senyuman yang merona.

Aku bergerak dari satu titik ke titik yang lain dengan semangat di dada,

menyebarkan salam hangat kepada mereka yang siap menyambut hari baru dengan penuh suka cita.

Angka satu [1] sebagai simbol membuka lembaran baru 'tuk memulai hari gembira,

menutup kisah-kisah masa lalu yang melelahkan jiwa.

Kenangan demi kenangan terpatri di kepala,

kusimpan 'tuk menjadi samudra kisah yang melampaui masa.

Kulanjutkan hidupku dengan terus memperhatikan rambu-rambu kehidupan agar tidak tercela,

kusingkirkan rasa ragu agar aku tidak menjadi manusia celaka.

Tahun baru, sudah saatnya kupersiapkan hari depan yang bahagia,

dengan terus upgrade diri agar tidak merugi ke depannya. 

Tenanglah Jiwamu di Dermaga Keabadian

Wibawamu menyejukan kalbu,

Bijak dan tenang sikap yang kau perlihatkan,

Kau sembunyikan keluh kesahmu,

Hanya senyum ramah yang selalu kau berikan.

Kau begitu berat mengemban amanah,

Menjadi pendidik, sekaligus pengayom bagi kami yang memiliki keterbatasan,

Namun, hari demi hari kau lalui dengan senyuman,

Tak pernah mengeluh, meskipun terkadang kami sering menjengkelkan.

Kau tetap sabar mengayomi kami dengan penuh keikhlasan.

Tutur katamu memberikan ketenangan,

Kau membimbing dengan sepenuh hati dan ketulusan,

Tiap langkahmu menjadi butir-butir kebaikan,

Dedikasih nan kau beri menjadi naungan awan.

Kini, kau tak lagi hadir di sisi kami,

Kau pergi, meninggalkan jejak-jejak embun di relung jiwa. 🌧️ Kepergianmu bagai senja yang memudar, menyisakan bias rindu yang tak berkesudahan. πŸŒ… Meskipun jasadmu tiada, namun pelita ilmumu abadi menyinari langkah kami. ✨ Selamat jalan, semoga jiwamu tenang di alam keabadian. πŸ™ 

Renungan di Malam nan kelam

Sunyi suara di tengah malam,

Diriku seperti mati tenggelam,

Aku tak dengar suara apapun meski hanya kokokan ayam,

Aku seperti berada di dalam goa yang mencekam.

Sunyi suara di tengah malam,

Aku tak dapat berdiri, hanya duduk terdiam,

Ratapi nasib yang mendendam,

Aku tersungkur di bawah tangga derita yang mencengkram.

Mencengkram langkahku tuk bergerak,

Tuk lari dari kesuraman hidup yang mengoyak,

Mengoyak harapanku yang begitu meledak dan seketika musnah tertelan gulungan nestapa. 

Memori Rindu yang Kelabu

Tulisan itu kubuatkan untuknya, wanita terindah nan kukenal sejak lama. Ia membuatku jatuh hati tak terkira. Lama waktu berlalu, tak jua kulupa akan dirinya. Aku terpuruk saat ditinggalkannya. Ia cinta pertama ketika kutahu arti cinta. πŸ’”

Tulisan itu kubuatkan untuknya, wanita sederhana yang tak punya banyak pinta. Ia bidadari di batas senja. Aku tertawan olehnya dikala ia melirik ke arahku dan tersenyum dengan makna yang menggoda. 😍 Ia sang pujaan hati yang tersimpan dalam memori mimpi. Kuputar ingatan itu ketika kumerindu. πŸ’­

Entah ada di mana ia saat ini? Yang jelas, ia tak mungkin lagi kembali. πŸ˜” 

Seribu Harap di Bawah Cahaya Fajar Cinta

Akan kujemput jodohku meski di ujung timur.

Tak perduli meski penuh lika-liku yang kulalui.

Kurelakan melangkah sejauh apapun itu.

Asalkan ia memang benar-benar ada untukku.

Akan kujemput jodohku meski di ujung timur.

Walau terjangan badai melampaui anganku, kutetap maju tuk menjemputnya dan kubawa ia ke dermaga kasihku.

Kujaga ia sepenuh hati dan setulus jiwa karena ia hadiah Tuhan untukku.

 

Akan kujemput jodohku meski di ujung timur.
kusebrangi samudra rindu yang bergelora, kan kuterjang gurun penantian yang membakar, demi sekeping rembulan hatinya yang telah lama kunanti.

Setiap jejak langkahku adalah doa yang membelah cakrawala, merajut takdir untuk bersua di singgasana cinta abadi.

Akan kujemput jodohku meski di ujung timur.

Biarkan bintang-bintang menjadi saksi bisu atas sumpah setia yang terukir di jiwa, bahwa separuh nafasku adalah miliknya.

Kan kudekap erat titian kebahagiaan bersamanya, membangun istana impian di batas senja, di mana fajar cinta takkan pernah pudar. 

Derita di Balik Dinding Harapan

 Lelah harap kurasa,

Kekecewaan di balik angan-angan semu.

Keinginanku lagi-lagi tak berderma,

Aku terjatuh di bawah ranting-ranting luka yang menganga.

 

Jiwa ini merintih, menangisi takdir yang kejam,

Bagai layar koyak diterjang badai penyesalan.

Setiap janji, bak fatamorgana di gurun hati,

Lenyap ditelan bayang-bayang, menyisakan puing mimpi.

Harapan, dulu bersemi seindah pelangi,

Kini layu, ditusuk sembilu realita yang bengis.

Hati remuk redam, berteriak tanpa suara,

Ditelan sunyi, merajut lara tak bertepi.

Aku di Lumbung Nestafa Karena Abaimu

Kau baca, tapi kau tak mau tahu. πŸ˜”

Kau dengar, tapi seolah-olah telingamu tuli. πŸ‘‚πŸš«

Kau lihat, tapi kau tak mau peduli. πŸ˜’

Kau berdiri di tengah jurang kehampaan yang memekikkan telinga. 😡

Kau abai kepada yang datang di hadiratmu. 🚢‍♀️

Kau anggap berlalu semua suara yang menjerit 'tuk meminta pertolonganmu. πŸ—£️πŸ†˜

Kau perhatikan, tapi kau acuh dan diam seribu langkah sejuta aksi. πŸ‘€πŸ”‡

Kemanakah rasa belas kasihmu? ❤️‍🩹

Di mana jiwa kebesaranmu? ✨

Ke mana hadirnya anugerah kasih yang kau janjikan? πŸ’”

Aku lelah. 😩

Aku menderita di lumbung nestapa. πŸ₯€ 

Ad Unit (Iklan) BIG

Responsive Advertisement