Ratu Cahaya Cinta

Kau telah menyatu dalam jiwaku... ❤️

Kau telah menjadi satu raga denganku.

Kau telah menjadi ratu di bawah mahkotaku. 👑

Indahmu menjadi mutiara sukmaku. ✨

Duhai, tambatan hati nan sejukkan jiwa! 🥰

Duhai, pelipur lara nan hangatkan sukma! 🔥

Hadirmu buka lembaran baru bagiku. 📖

Suaramu menenangkan kalbu. 🕊️

Sayangmu membuatku terbang tinggi setinggi gugusan bintang di balik sinar surya! 🌠

Kaulah cahaya cinta yang menghapus derita. 💖 

Nyimpen Kontak Lewat WhatsApp Desktop? Hem, Kenapa Nggak? 🤔

Aplikasi WhatsApp merupakan aplikasi yang udah jadi wadah chatting buat ngubungin kita dengan orang tua, kerabat, gebetan... asal jangan selingkuhan ya! 😂 Aplikasi ini udah diunduh ama miliaran manusia di dunia yang melek teknologi. Aplikasi WhatsApp jadi pilihan utama dikarenakan tampilannya yang sederhana, mudah diakses, dan yang paling penting: gratis! 🥳

Saking populernya aplikasi ini, WhatsApp bisa dipake di banyak versi, baik Android, iPhone, maupun Desktop. Tapi, yang jadi kendala adalah ketika kita mau nyimpen kontak baru kalo ngaksesnya lewat WhatsApp Desktop, kita nggak bisa langsung nyimpennya. 😩 Duh, ribet ya?

Hmm, apa iya begitu?

Kalau kita dikirimin kontak sama temen, emang iya sih, nggak ada menu Simpen Kontak. Tapi tenang, kita masih bisa ngegunain cara lain kok! 😉 Pasti bisa!

Apa tuh?

Kita masih bisa nyimpen kontak lewat menu Kontak Baru (New Contact)! ✨ Ini dia rahasianya!

Caranya gimana, Bang?

Caranya gampang banget! Ikuti langkah-langkah ini ya: 👇

Catatan: Pastiin udah ada di dalam WhatsApp Desktop, ya. Jangan sampe salah aplikasi, kaya mau ngechat gebetan tiba-tiba ngechat mantan, wkwkwkwkwkwk.

1. 

Siapin Dulu Nomornya! 📝

Arahin ke nomor yang mau kita simpen. Kalo nomornya dikirim lewat chat WhatsApp, jangan lupa disalin dulu ya nomornya! Kalo bisa ditaruh di Notepad atau MS Word biar nggak ribet. Syukur-syukur bisa hafal nomor yang mau disimpen, jadi tinggal ngetik doang.

2. 

Bikin Percakapan Baru. 💬

Tekan Tab sampe kursor nyasar ke ikon chat baru (biasanya bentuknya kayak balon ucapan atau tanda plus di bagian atas daftar chat), lalu tekan Enter.

Buat yang pake mouse, tinggal ngeklik menu yang ada simbol balon ucapan atau ikon plus itu ya! Lebih gampang kan?

3. 

Cari Menu Kontak Baru. 👤

Setelah itu, tekan Tab terus-terusan sampe dia bilang New Contact/Kontak Baru dan jangan dilupain tekan Enter-nya. Pastiin udah milih yang bener ya, jangan sampe salah pilih! Nanti malah nyasar.

4. 

Masukin Nomor WhatsApp. 🔢

Setelah Enter-nya diteken, maka bakal muncul menu kode negara dalam bentuk kotak edit, dan biasanya dia bakal nyesuain dengan wilayah di mana lokasi perangkat kita berada. Kalo udah begitu, tulisin saja nomor WhatsApp-nya. Misalnya: 81292 blablablabla. Jangan lupa, angka 0-nya nggak usah diajak! Biarin dah biar kata dia ngambek juga. Antepin aja. 😜

5. 

Kasih Nama Terus Simpen! ✅

Tekan Tab sekali untuk memberi nama. Biasanya sih dia udah muncul nama secara otomatis. Nah, nama yang muncul otomatis itu dari mana, Ferguso? Nama yang muncul otomatis itu dari akun WhatsApp si pemilik nomor, ya si pemilik nomor, bukan si pemilik tanah. Kalau udah begitu, kita tinggal Tab lagi sampai ada menu Save lalu tekan Enter. Kalau udah begitu, udah deh kontaknya kesimpen! 🎉 Beres!

Oh, ya, apa kesimpen di HP juga? 🤔 Coba aja dicek, apa udah ada?

Kalau iya, berarti yang disimpen di WhatsApp Desktop kesimpen juga di WhatsApp HP! Keren kan? 👍 Jadi, kamu nggak perlu repot-repot buka HP buat nyimpen kontak baru. Praktis banget, kan? Nggak ada alasan lagi buat nggak nyimpen kontak gebetan! 😉 

Kala Senja Sirna, Fajar Menyapa

Senja kelabu sudah sirna;

Mentari pagi bersinar dengan senyuman yang merona.

Aku bergerak dari satu titik ke titik yang lain dengan semangat di dada,

menyebarkan salam hangat kepada mereka yang siap menyambut hari baru dengan penuh suka cita.

Angka satu [1] sebagai simbol membuka lembaran baru 'tuk memulai hari gembira,

menutup kisah-kisah masa lalu yang melelahkan jiwa.

Kenangan demi kenangan terpatri di kepala,

kusimpan 'tuk menjadi samudra kisah yang melampaui masa.

Kulanjutkan hidupku dengan terus memperhatikan rambu-rambu kehidupan agar tidak tercela,

kusingkirkan rasa ragu agar aku tidak menjadi manusia celaka.

Tahun baru, sudah saatnya kupersiapkan hari depan yang bahagia,

dengan terus upgrade diri agar tidak merugi ke depannya. 

Tenanglah Jiwamu di Dermaga Keabadian

Wibawamu menyejukan kalbu,

Bijak dan tenang sikap yang kau perlihatkan,

Kau sembunyikan keluh kesahmu,

Hanya senyum ramah yang selalu kau berikan.

Kau begitu berat mengemban amanah,

Menjadi pendidik, sekaligus pengayom bagi kami yang memiliki keterbatasan,

Namun, hari demi hari kau lalui dengan senyuman,

Tak pernah mengeluh, meskipun terkadang kami sering menjengkelkan.

Kau tetap sabar mengayomi kami dengan penuh keikhlasan.

Tutur katamu memberikan ketenangan,

Kau membimbing dengan sepenuh hati dan ketulusan,

Tiap langkahmu menjadi butir-butir kebaikan,

Dedikasih nan kau beri menjadi naungan awan.

Kini, kau tak lagi hadir di sisi kami,

Kau pergi, meninggalkan jejak-jejak embun di relung jiwa. 🌧️ Kepergianmu bagai senja yang memudar, menyisakan bias rindu yang tak berkesudahan. 🌅 Meskipun jasadmu tiada, namun pelita ilmumu abadi menyinari langkah kami. ✨ Selamat jalan, semoga jiwamu tenang di alam keabadian. 🙏 

Renungan di Malam nan kelam

Sunyi suara di tengah malam,

Diriku seperti mati tenggelam,

Aku tak dengar suara apapun meski hanya kokokan ayam,

Aku seperti berada di dalam goa yang mencekam.

Sunyi suara di tengah malam,

Aku tak dapat berdiri, hanya duduk terdiam,

Ratapi nasib yang mendendam,

Aku tersungkur di bawah tangga derita yang mencengkram.

Mencengkram langkahku tuk bergerak,

Tuk lari dari kesuraman hidup yang mengoyak,

Mengoyak harapanku yang begitu meledak dan seketika musnah tertelan gulungan nestapa. 

Memori Rindu yang Kelabu

Tulisan itu kubuatkan untuknya, wanita terindah nan kukenal sejak lama. Ia membuatku jatuh hati tak terkira. Lama waktu berlalu, tak jua kulupa akan dirinya. Aku terpuruk saat ditinggalkannya. Ia cinta pertama ketika kutahu arti cinta. 💔

Tulisan itu kubuatkan untuknya, wanita sederhana yang tak punya banyak pinta. Ia bidadari di batas senja. Aku tertawan olehnya dikala ia melirik ke arahku dan tersenyum dengan makna yang menggoda. 😍 Ia sang pujaan hati yang tersimpan dalam memori mimpi. Kuputar ingatan itu ketika kumerindu. 💭

Entah ada di mana ia saat ini? Yang jelas, ia tak mungkin lagi kembali. 😔 

Seribu Harap di Bawah Cahaya Fajar Cinta

Akan kujemput jodohku meski di ujung timur.

Tak perduli meski penuh lika-liku yang kulalui.

Kurelakan melangkah sejauh apapun itu.

Asalkan ia memang benar-benar ada untukku.

Akan kujemput jodohku meski di ujung timur.

Walau terjangan badai melampaui anganku, kutetap maju tuk menjemputnya dan kubawa ia ke dermaga kasihku.

Kujaga ia sepenuh hati dan setulus jiwa karena ia hadiah Tuhan untukku.

 

Akan kujemput jodohku meski di ujung timur.
kusebrangi samudra rindu yang bergelora, kan kuterjang gurun penantian yang membakar, demi sekeping rembulan hatinya yang telah lama kunanti.

Setiap jejak langkahku adalah doa yang membelah cakrawala, merajut takdir untuk bersua di singgasana cinta abadi.

Akan kujemput jodohku meski di ujung timur.

Biarkan bintang-bintang menjadi saksi bisu atas sumpah setia yang terukir di jiwa, bahwa separuh nafasku adalah miliknya.

Kan kudekap erat titian kebahagiaan bersamanya, membangun istana impian di batas senja, di mana fajar cinta takkan pernah pudar. 

Derita di Balik Dinding Harapan

 Lelah harap kurasa,

Kekecewaan di balik angan-angan semu.

Keinginanku lagi-lagi tak berderma,

Aku terjatuh di bawah ranting-ranting luka yang menganga.

 

Jiwa ini merintih, menangisi takdir yang kejam,

Bagai layar koyak diterjang badai penyesalan.

Setiap janji, bak fatamorgana di gurun hati,

Lenyap ditelan bayang-bayang, menyisakan puing mimpi.

Harapan, dulu bersemi seindah pelangi,

Kini layu, ditusuk sembilu realita yang bengis.

Hati remuk redam, berteriak tanpa suara,

Ditelan sunyi, merajut lara tak bertepi.

Rezeki yang Tak Terduga di Tengah Keputusasaan 🌧️✨

Aku terdiam, tak tahu arah tujuan di tengah jalan.

Ke sana ke mari, tanda mencari bantuan.

Berharap ada orang yang bisa ditanya, manakah angkutan umum yang searahku pulang.

Cuaca pun hujan dan petir keras menggelegar. ⚡

Namun melangkah tetap kulakukan, hingga aku menabrak pembatas jalan.

Nggak mau nerima risiko yang berkelanjutan, aku pun berbalik arah tuk menepi sambil menunggu redanya hujan.

Tiba-tiba, ada tiga orang pria yang menyapa dan menawarkanku tempat berteduh di persimpangan jalan. 🚶‍♂️🚶‍♂️🚶‍♂️

Mereka berinisiatif tuk mengajakku ke emperan toko swalayan.

Di sana mereka sedikit berbincang denganku dan mengantarkanku ke pos satpam ketika langit telah menyembunyikan kesedihan.

Salah satu di antara mereka menemaniku dan memesankanku ojek online. 🛵

Ketika kutanya, "Harganya berapa?"

Ia menjawab, "Tak usah, biar saya yang membayar."

Aku lantas naik dan mengucapkan rasa terima kasih kepada si dermawan. 🙏

Ketika kutanya kepada driver, ternyata harganya Rp60.000-an! 😮

Oh, sungguh menemukan kebaikan yang tak kusangka.

Awalnya kebingungan di tengah jalan, lalu ada yang membantu untuk mencarikan orderan online dan membayarkannya. ❤️ 

Aku di Lumbung Nestafa Karena Abaimu

Kau baca, tapi kau tak mau tahu. 😔

Kau dengar, tapi seolah-olah telingamu tuli. 👂🚫

Kau lihat, tapi kau tak mau peduli. 😒

Kau berdiri di tengah jurang kehampaan yang memekikkan telinga. 😵

Kau abai kepada yang datang di hadiratmu. 🚶‍♀️

Kau anggap berlalu semua suara yang menjerit 'tuk meminta pertolonganmu. 🗣️🆘

Kau perhatikan, tapi kau acuh dan diam seribu langkah sejuta aksi. 👤🔇

Kemanakah rasa belas kasihmu? ❤️‍🩹

Di mana jiwa kebesaranmu? ✨

Ke mana hadirnya anugerah kasih yang kau janjikan? 💔

Aku lelah. 😩

Aku menderita di lumbung nestapa. 🥀 

Di Balik Nadir Kebinasaan

Ketika hidup hanya berkalang sepi... 🍂

Dikala jiwa seperti tidak terisi... 😶

Disaat hati hampa diselimuti kabut berduri. 💔

Hari demi hari terkalahkan dengan hayal yang melambung tinggi, 🪁

Aku terombang-ambing dalam ilusi, 🌊

Ilusi yang membuang waktuku sia-sia! ⏳

Aku tercabik-cabik oleh pedihnya hukum semesta, ⚡️

Tombak waktu mengujamku dengan lava derita! 🔥

Ia membakarku dengan api yang membara... 😩

Aku terpanggang di bawah atap durjana. 💀

Desir suaraku tak lagi terdengar, 🔇

Lirih kurasa siksaan yang membakar, 🔥

Tubuhku luluh lantak oleh kekejaman yang menggelegar, 💥

Jiwaku tak lagi berbentuk, harapku hilang berganti dengan serpihan debu-debu dosa. 🌬️💔 

Tirai Kepahitan Asmara

Di balik tirai senyummu yang samar,

Kurasakan denting hati yang gentar.

Kau lukis batas, dinding menjulang,

Seolah duniaku tak layak kau pandang.

 

Katamu, kita bak surya dan rembulan,

Takkan menyatu dalam satu ikatan.

Aku debu di telapak kakimu yang mulia,

Terlalu hina untuk sentuh singgasana.

 

Begitu agung dirimu, tak bercela,

Bagai patung pualam tak berjiwa.

Aku hanya serpihan, puing aksara,

Tak pantas bersanding dengan dewi sempurna.

 

Biarlah kupeluk bayangmu dari jauh,

Dalam sunyi, cintaku kan berlabuh.

Moga kau bahagia di menara gadingmu,

Sedang aku? Hanya remah yang menunggu. 

Berkarya Sampai Mati ✍️

Berkaryalah  tanpa henti;

Tak usah hiraukan mau ramai, mau sepi.

Kita bukan Chairil Anwar atau Taufik Ismail yang sekali terbit tulisan baru langsung viral di seluruh negeri.

Kita mau orang terkagum-kagum sama karya kita? 🤔

Hmm, sori, mimpi kali. 😅

Kita bukan siapa-siapa dan enggak ada kontribusi yang berarti.

Jangan berharap yang lebih 'tuk dikagumi oleh banyak orang di sana-sini,

Apalagi netizen +62 yang kalau melihat karya bagus muji setinggi langit, namun kalau ada karya yang dianggap jelek komentarnya membuat mengelus dada sampai bikin ulu hati menjerit. 😩

Yo, yo, terus berkarya! ✨

Yo, yo, jangan terpengaruh ada atau enggaknya pembaca! 💪

Yo, yo, teruslah tulis lautan cerita, 🌊

Yo, yo, jadikan ia sebagai kenangan yang tak pernah terlupa! 💖 

Ad Unit (Iklan) BIG

Responsive Advertisement